Pages

Themes

Do you have Symbian or Android phone and need a theme to personalize it?
Just visit HERE

Friday 1 July 2016

Review Jurnal Komputasi Paralel

Judul : Implementasi Komputasi Paralel Untuk Enkripsi Citra Berbasis AES Menggunakan JPPF
Penulis : Mohammad Zarkasi, Waskitho Wibisono, dan FX. Arunanto
Tahun Terbit : 2013

Link Jurnal

Proses Komputasi Paralel

Pada jurnal ini penulis menggunakan algoritma Advanced Encryption Standard (AES) untuk ekripsi citra. Untuk mempercepat proses enkripsi penulis menerapkan komputasi paralel. AES bersifat sekuensial maka data yang berupa citra yang diparalelkan. Untuk implementasi komputasi paralel digunakan Java Parallel Programming Framework (JPPF) yang berarsitektur master/slave. JPPF menyediakan beberapa strategi distribusi untuk mengoptimalkan performa dengan menyesuaikan pembagian task. Tiap task berisi potongan citra untuk diproses oleh slave.

Kesimpulan

Berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa implementasi komputasi paralel berhasil memberikan waktu komputasi yang lebih cepat.

  • Speedup yang diperoleh dengan membandingkan waktu komputasi paralel terhadap waktu komputasi pada komputer dengan spesifikasi frekuensi prosesor 2,53 GHz satu core adalah rata-rata sebesar 1,65. 
  • Sedangkan speedup yang diperoleh dengan membandingkan waktu komputasi paralel terhadap waktu komputasi pada komputer dengan spesifikasi yang lebih tinggi adalah rata-rata kurang dari 1. 

Thursday 23 June 2016

Jurnal Kuantum Komputasi Biologi

Judul Jurnal : Is the Brain a Quantum Computer?
Penulis : Abninder Litt, Chris Eliasmith, Frederick W. Kroon, Steven Weinstein, Paul Thagard
Tahun Terbit : 2005

Link Jurnal

Abstrak

We argue that computation via quantum mechanical processes is irrelevant to explaining how brains produce thought, contrary to the ongoing speculations of many theorists. First, quantum effects do not have the temporal properties required for neural information processing. Second, there are substantial physical obstacles to any organic instantiation of quantum computation. Third,there is no psychological evidence that such mental phenomena as consciousness and mathematical thinking require explanation via quantum theory.We conclude that understanding brain function is unlikely to require quantum computation or similar mechanisms.


Friday 15 April 2016

Review Jurnal Biologi (Lanjutan)



Cloud Computing atau Komputasi Awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan berbasis Internet ('awan'). Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya.

Berdasarkan jenis layanan-nya, Cloud Computing dibagi menjadi berikut ini:
1. Software as a Service (SaaS)
Adalah layanan dari Cloud Computing dimana kita tinggal memakai software (perangkat lunak) yang telah disediakan. Kita cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa berjalan dan bisa digunakan dengan baik. Contoh: layanan email publik (Gmail, YahooMail, Hotmail, dsb), social network (Facebook, Twitter, dsb) instant messaging (YahooMessenger, Skype, GTalk, dsb) dan masih banyak lagi yang lain.

Friday 25 March 2016

Review Jurnal (Biologi)

Reviewer
Dani Mahardhika (51412683) - 4IA16

Sumber Jurnal
jurnal.unej.ac.id - Download

Judul Jurnal
Penerapan Model Persamaan Diferensi dalam Penentuan  Probabilitas Genotip Keturunan dengan Dua Sifat Beda

Nama Penulis
·        Dwi Agus Wijayanto
·        Rusli Hidayat
·        Mohammad Hasan

Tanggal Terbit
2 Juli 2013

Tujuan
Membuat suatu persamaan diferensi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tentang penentuan probabilitas individu dari hasil persilangan dihibrid yang terjadi secara acak serta mencari solusi dari persamaan diferensi yang diperoleh.

Metode
Penulis tidak menyebutkan metode apa yang digunakan untuk melakukan peneliatian. Penulis hanya menyebutkan langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan peneliitian.

Langkah-Langkah Penelitian
1.     Menentukan jumlah masing-masing genotip pada generasi n+1 dengan menggunakan aturan probabilitas/peluang
2.     Menyusun model dengan menggunakan persamaan diferensi dari pasangan alel
3.     Menyelesaikan persamaan diferensi yang didapatkan dengan memberikan suatu nilai awal jumlah individu kemudian diamati pola grafik probabilitas genotip individu yang dihasilkan dari generasi ke-1 sampai generasi ke-n

Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis didapat bahwa perkawinan dihybrid secara acak pada kondisi normal, jika tidak ada keterkaitan antar dua lokus maka besarnya probabilitas genotp tertentu untuk setiap generasi adalah sama dengan probabilitas genotip pada awal generasi. Jika dalam perkawinan antar dua lokus terdapat keterkaitan maka probabilitas genotipnya tidak sama untuk setiap generasi. Beberapa genotip memiliki probabilitas naik dan beberapa genotip yang lain memiliki probabilitas turun untuk setiap generasi. Namun kenaikan ataupun penurunan probabilitas genotip hanya sampai pada generasi tertentu saja dan seterusnya sama dengan nilai probabilitas generasi sebelumnya. Pada perkawinan dihibrid pada kondisi tidak normal, baik dalam kasus dua lokus saling berkaitan atau tidak adanya keterkaitan antar dua lokus, besarnya probabilitas genotip yang tidak memiliki gen letal naik setiap generasinya. Sedangkan besarnya probabilitas genotip yang memiliki gen letal semakin menurun untuk tiap generasinya. Jadi probabilitasnya pada generasi ke-n semakin kecil. Dengan demikian, gen letal tersebut semakin sedikit dalam populasi tersebut. 

Kesimpulan
·        Kelebihan
      1.   Penelitian yang dilakukan oleh penulis dilakukan secara terkomputerisasi menggunakan program
      2.   Penulis menyertakan secara lengkap rumus perhitungan yang digunakan

·        Kekurangan
      1.   Penulis tidak menyebutkan secara jelas program yang digunakan dalam melakukan penelitian.

Copyrights(c) daeva112